Mengenang kamu,aku, dan cerita kita

 



A

pa yang diharapkan oleh kebanyakan orang dihari lahirnya?

Mendapatkan ucapan selamat?

Mendapatkan bikingkisan kado dari teman-teman?

Ahh rasanya aku tidak menginginkan hal itu. 

Aku hanya ingin kembali mendengar suaramu bercerita berbagi keluh kesah tentang pekerjaanmu. Aku hanya ingin duduk berdua  di dalam mobil menikmati secangkir minuman di gelas plastic sambil berkeliling kota. Aku hanya ingin bercanda sesekali menggodamu dengan kata-kata receh. Aku hanya ingin aku dan kamu tetap menjadi kita sampai kita bisa menaklukan dunia.

Aku tidak pernah tau mengapa Tuhan bisa pertemukan kita,atau mungkin Tuhan hanya sedang menguji ku lagi. Tapi saat itu aku hanya ingin menjaddi orang yang benar-benar membuat keputusan bahwa aku tidak ingin menjadi orang bodoh yang hanya menunggu tanpa ada kepastian.

Sebab aku pernah menajdi manusia yang sangat naif dan bodoh saat jatuh hati pada seseorang dan aku tidak ingin terjadi untuk kedua kalinya,untuk itu saat bertemu dengan mu aku hanya ingin kepastian darimu.

Benar kata “Vierratale” memang cinta butuh waktu tapi cinta juga butuh kepastian bukan hanya dengan kita merasa cukup untuk tetap bersama tanpa ada yang pasti,kapan kita akan melangkah lebih daripada hanya sekedar ingin bersama. Menurut ku bahwa jika memang kita mencintai sesuatu apapun akan aku lakukan untuk bisa menjadi yang terbaik satu sama lain.

Berusaha untuk memperbaiki diri juga bagian dari cara kita untuk memperbaiki hubungan. Bagaimana mungkin jika kamu tidak pernah mengatakan apa yang kamu rasakan,apa yang kamu inginkan seseorang akan mengerti tentang mu.

Aku bukan peramal yang bisa tahu apa yang sedang kamu pikirkan dan kamu rasakan,bukan tidak peka hanya saja aku tidak ingin menduga-duga bagaimana kamu dengan ku. Jika kamu benar menginginkan harusnya kamu katakan.

Saat aku mempertanyakan bagaimana kita kamu  berkata seolah olah tidak pernah terjadi masalah antara kita,padahal kamu sadar bahwa permasalahn terbesar kita adalah komunikasi yang sangat buruk. Kau katakan bahwa kita akan baik baik saja,kita akan berjalan bersama dan aku tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Kau katakan seolah kau akan selalu ada untuk ku kapan pun.

Kau tahu itu adalah kebohongan yang paling ku benci. Karena pada kenyataanya kau tidak ada,kau tidak pernah disampingku saat aku sedang benar benar merasakan kecewa pada dunia. Kau tidak disaat aku ingin bercerita. Kau tidak ada disaat aku benar benar ingin berada dalam pelukan. Dimana kau saat itu?

Kau sibuk dengan duniamu sampai kau lupa bahwa ada aku yang selalu menunggumu untuk datang. Aku yang selalu terjaga sampai pagi hanya untuk menunggu dan berharap bahwa kau akan datang atau setidak kau akan menghubungi ku saat selesai kau bekerja.

Memang yang paling menyakitkan adalah membuat harapan yang tidak akan pernah terwujud. Menjadikan mu tujuan adalah kesalahanku.

 

 

Aku yang selalu menunggu kabar dari mu.

Aku yang selalu menanyakan bagimana harimu.

Aku yang selalu mendengarkan apa yang kau risaukan.

Aku yang ada untuk menemani malam panjang mu.

 

J

adi menurut mu aku harus bagaimana?

Padahal aku sudah membayangkan bagaimana tahun ini kita berjuang untuk bisa mewujudkan keinginan kecil untuk menjadi keluarga kecil seperti yang kita bayangkan.

Tapi lagi lagi aku gagal memahami mu.

Aku gagal mengerti isi kepalamu yang sebenarnya mungkin belum menginginkan ku

Kau hanya mencoba berusaha menerima ku yang sedari awal memang tidak pernah ada niat untuk membangun sebuah hubungan.

Kalau saja kau jujur bahwa kau tidak tertarik dengan ku mungkin itu  akan lebih baik

Aku tidak akan menaruh harap lebih padamu

Mungkin aku akan lebih mengerti bahwa kita hanya akan sekedar untuk sesaat dan aku pasti akan lebih mengerti itu.Bukankan sudah ku katakana sejak awal bahwa aku sudah sangat Lelah dengan drama percintaanBukankah sudah ku jelaskan bahwa aku baru saja melalui hal yang paling menyulitkan dihidup ku belakangan iniBukankah sudah ku ceritakan bagaimana hancurnya kejiwaan ku pada yang lalu sampai aku muak dengan hubungan yang tak pasti.

Aku memang terlalu naif,selalu pecaya bahwa kita memang dua orang yang sengaja dipertemukan untuk menjadi kita.

Namun bukankah disetiap pertemuan pasti ada perpisahan? Mengapa masih saja aku berusaha mempercayain mereka yang datang hanya untuk singgah.

Memang terlihat lucu saat kamu semakin berusaha untuk tidak berharap pada seseorang justru kamu akan semakin membuat harapan itu semakin kuat. Dan pada akhirnya tetap saja harapan itu tidak akan pernah terjadi.

Cobalah untuk menjadi seseorang yang tidak pernah berekspetasi,jadilah manusia yang mandiri meyakinkan diri bahwa kamu bisa tanpa orang lain. Cobalah untuk percaya pada dirimu sendiri tidak ada yang bisa menolong selain dirimu.

Hari-hari yang aku jalani semakin terasa hampa,bagaimana tidak setelah perpisahan tanpa kata itu aku semakin menutup diri berharap kamu akan datang dan kembali menemani saya setiap saat.

Menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada hidupku,betapa bodohnya aku begitu mudah menerima mu masuk ke dalam kehidupan ku secepat itu menjadikan kamu satu-satunya sumber kebahagiaan.

Dan pada akhirnya aku tetap harus berusaha mengikhlaskan kamu pergi.

 

Komentar

Postingan Populer